Tiga Tantangan Besar Dihadapi PR di Masa Pandemi & Normal Baru

AdvertisementAds Sharp

SUARATERKINI, Jakarta – Program Studi Ilmu Komunikasi adalah salah satu program unggulan di Universitas Sahid. Dalam menghadapi kondisi new normal post Covid-19, prodi ini berkontribusi untuk menyelenggarakan Webinar yang mengusung tema ‘Inovasi Strategi PR di Masa Pandemi & Normal Baru’, bertepatan dengan gebyar Open House Fikom USahid & Webinar Series 2020, di Jakarta, Sabtu 11 Juli 2020.

Sejumlah pembicara dihadirkan, di antaranya Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 1 Jakarta Eva Chairunnisa, Vice President Marketing Public Relations (PR) TRANS 7 sekaligus Ketua Umum ISKI Provinsi DKI Jakarta Anita Prasojo, dan Dosen Fikom Usahid Jakarta Merry Safarwaty.

Merry Safarwaty, Dosen FIKOM Usahid menekankan,” seorang praktisi PR harus berpikiran positif dan optimistis dalam menghadapi masa pandemi dan New Normal.

Karena sesungguhnya pandemi ini merupakan suatu titik balik bagi perusahaan/corporate untuk menuju keadaan lebih baik atau menjadi lebih buruk jika tidak berhasil melaluinya dengan baik,” ungkapnya.

Menurutnya, ada 3 (tiga) tantangan terbesar yang dihadapi praktisi PR selama menjalankan program PR dimasa pandemi Covid-19 seperti tantangan/kendala komunikasi dan informasi, tantangan/kendala anggaran yang harus dipangkas karena efisiensi anggaran perusahaan, dan tantangan merubah kegiatan yang biasanya offline menjadi online.

BACA JUGA:  Gandeng Bank DKI dan Bappenas, UEU Wujudkan SDGs diLingkungan Kampus

Ketiga tantangan ini harus diatasi dengan strategi PR yang kreatif dan inovatif oleh praktisi PR. PR diharapkan bisa memanfaatkan jalur-jalur media massa maupun media sosial, serta harus kreatif melakukan perubahan strategi komunikasi konvensional (offline/tatap muka langsung) menjadi komunikasi baru, komunikasi online/virtual melalui internet,” jelasnya.

Seperti Instagram, youtube, facebook, podcast, twitter, group chat, zoom cloud, google meet, dll. Dimana berdasarkan hasil riset PR Indonesia pada bulan Juni 2020, Instagram merupakan media sosial terfavorit yang digunakan oleh semua praktisi PR di perusahaan swasta, kementerian, BUMN, BUMD, anak usaha BUMN, perguruan tinggi, Pemda, dan agensi PR untuk berkomunikasi dengan stakeholders/publiknya.

Selain itu, di masa pandemi dan New Normal ini, praktisi PR harus pandai beradaptasi, selalu memperbaharui (update) informasi, kreatif, aktif dan proaktif disertai dengan tindakan korektif, selalu meningkatkan pemahaman akan teknologi digital, memiliki keahlian meneliti dan menganalisis suatu permasalahan.

Dan sadar akan kondisi perusahaan beserta lingkungan publiknya, bergerak cepat, selalu menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari, memberikan respon yang akurat dan realistik kepada stakeholdersnya dan memperhatikan 7 C’s dalam strategi komunikasinya yaitu Credibility, Context, Content, Clarity, Continuity and Consistency, Channel dan Capability of the audience (dapat memilih media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan stakeholdersnya).

BACA JUGA:  SD Angkasa 12 Halim Perdanakusumah Gelar Gladi Bersih ANBK 2022

Di samping itu, praktisi PR juga dituntut untuk memahami perilaku customer dan stakeholders, berpikiran terbuka, ketika seorang praktisi PR tidak dapat membuat trend, setidaknya praktisi PR paham bagaimana merespons trend, aktivitas PR harus dapat lebih meningkatkan impression, kesadaran, permintaan, penjualan dan kesetiaan stakeholders terhadap perusahaan.

Eva Chairunnisa menjelaskan, Humas PT KAI DAOP 1 punya kreativitas dan inovasi dalam menghadapi pandemi Corona, tentunya untuk pola komunikasi. Di mana sebelumnya melakukan komunikasi tatap muka secara langsung, saat ini melakukan penyebaran informasi dan kegiatan interaktif komunikasinya dengan menggunakan sistem online/virtual dan pemanfaatan media sosial.

Contohnya melalui sms blast, group chat, webinar melalui zoom meeting dan pemanfaatan media sosial yang sudah difollow oleh masyarakat pengguna jasa KAI dan komunitas pecinta KAI. Terkait dengan media PT.KAI menyiapkan press Conference dan live report yang dilakukan melalui skype, zoom meeting dan telephone.

Sedangkan untuk berkomunikasi dengan publik internalnya termasuk 9 (sembilan) DAOP diseluruh daerah Indonesia, Humas KAI secara intens berkomunikasi melalui mailing list dan forum chat.

Tantangan komunikasi dan efisiensi biaya/anggaran Humas yang dipangkas hingga 60% untuk melakukan kegiatannya, dilakukan dengan inovasi berupa memproduksi sendiri (mandiri) secara internal video, grafis, e-banner, e-poster dan materi-materi publikasi informasi yang dibutuhkan oleh stakeholders, tanpa harus bertemu secara fisik.

BACA JUGA:  Magister Ilmu Komunikasi UGM Gelar Diskusi Publik Terkait Objektifikasi Perempuan di Medsos

Untuk stakeholders yang gagap teknologi atau belum melek internet, Humas PT. KAI mengirimkan video hasil produksi sendiri tadi dan press release ke semua media televisi nasional untuk dipublikasikan.

SOP penyampaian informasi tentang informasi apa yang harus disampaikan kepada stakeholders di masa pandemi pun tidak lupa dilakukan sebelum menyebarkan informasi tersebut.

Hal positif dari pandemi adalah Humas tetap bisa memberikan informasi kepada stakeholders/publiknya tanpa keterbatasan ruang dan waktu

Sementara itu, Anita Prasojo, PR Trans 7 menuturkan dari sisi dunia televisi. Menurutnya, strategi yang dilakukan praktisi PR Trans 7 dimasa pandemi dan New Normal kepada stakeholders/public internalnya adalah dengan memiliki krisis center, melakukan protokol kesehatan, pembagian masker, face shield dan vitamin kepada karyawan Trans 7 untuk melindungi semua karyawan Trans 7.

Serta melakukan rapid test kepada semua karyawan yang hasilnya negatif semua. Sedangkan untuk stakeholders/publik eksternal, strategi PR Trans 7 melakukan kegiatan-kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) kepada warga sekitar Trans 7 & warga sekitar transmisi Trans 7.