Suaraterkini, Jakarta,- Kementerian Sosial mempercepat proses penyaluran bansos sembako. Penyaluran tersebut dilakukan secara bertahap sebanyak enam kali kepada 1,9 juta KK terdampak Covid-19 di wilayah Jabodetabek hingga Bulan Juni.
Agar bansos sembako tepat sasaran, Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengimbau aparat setempat berperan aktif mengawal penyaluran bantuan sembako. “Pak RT dan Pak RW yang paling tahu bagaimana kondisi warganya. Oleh karena itu, pelibatan RT/RW, kelurahan, kecamatan hingga pemerintah provinsi wajib dilakukan agar bantuan yang disalurkan benar-benar tepat sasaran”, katanya.
Ari mengungkapkan bahwa Kemensos menyediakan nomor kontak layanan pengaduan, “Jika masyarakat menemukan permasalahan Bantuan Sosial dari Kemensos yang salah sasaran, terjadi penyelewengan, atau pungutan liar, mereka bisa langsung adukan ke Nomor Hotline Bantuan Sosial Kemensos di 0811 1022 210. Atau bisa juga melalui email di bansoscovid19@kemsos.go.id. Hotline ini bukan hotline untuk pendaftaran penerima bantuan sosial ya”, kata Mensos.
Ketua RW 04 Cempaka baru, Suganjar, mengungkapkan bahwa di tengah mewabahnya Covid-19, pemerintah pusat memberikan perhatian kepada warganya yang mengalami kesulitan ekonomi. Bantuan dari pemerintah pusat dinilainya begitu memuaskan karena volumenya lebih dari yang lain.
“Kami sangat berterimakasih atas kebijaksanaan Bapak Presiden untuk membantu warga kami di RW 04 karena memang kelihatannya cukup memuaskan dengan volume yang lebih besar dari yang lain, jadi lebih menggembirakan”, katanya saat mendampingi petugas menyalurkan sembako pada warga.
Sementara itu, tiga warga penerima bantuan dari RT berbeda mengungkapkan kegelisahan mereka pasca dirundung musibah ini. Ketiganya mengaku dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup mereka.
Wiwik (45), warga RT 08 mengeluhkan ia tak dapat pergi kemana-mana guna memenuhi kebutuhan keluarga sejak krisis ini. Namun, berkat bantuan yang diterimanya, ia bersyukur tak perlu bingung membeli sembako untuk beberapa waktu ke depan.
“Pengaruhnya tadinya kan mikir, mau puasa, ntar gimana kesononya, ga bisa kemana-mana, terus ada yang ngasih sedikit-sedikit, ada bantuan dari Bapak Presiden juga, bantuan sembako. Senanglah pastinya, alhamdulillah, setidaknya sebulanlah saya ngga beli sembako”, paparnya.
Lain halnya dengan Jumain (63), yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan di RW 04. Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena mendapatkan bantuan sembako.
“Alhamdulillah, ada bantuan dari Bapak Presiden untuk mengurangi kekurang-kurangan kita. Biasanya kan ada pemasukan dari mobil yang lewat kan ya, setiap hari, biasanya suka ada yang ngasih uang rokok gitu, berapa aja, tapi sejak ada (wabah) ini, ngga ada mobil warga yang keluar masuk (gerbang)”, ucap dia.
Penerima sembako dari RT 06, Sri Lestari (35), mengaku saat ini dirinya hanya mampu mendapat penghasilan 20 sampai 30 ribu dari yang sebelumnya bisa meraup 100 ribu per hari.
“Sebelum ada Corona itu paling sehari bisa dapat 100 ribu dari jualan jajanan anak-anak (sekolah). Sekarang anak-anak sekolah libur, ya jadinya ngga ada pemasukan. Hampir 80% (penurunannya), ya paling cuma dapet 20 ribu 30 ribu lah paling besar, bisa buat makan”, tuturnya.
Ia bersyukur lantaran sembako yang diterima, disebutnya sebagai paket lengkap, sehingga sangat bermanfaat untuk menopang kebutuhan pangan sehari-hari keluarganya.
“Alhamdulillah, ibarat kata dapat rezeki sembako dari Bapak Presiden, bisa kita buat makan sehari-hari, udah komplit, udah bisa membantu dengan adanya wabah ini, terima kasih bantuannya, Pak, keluarga kami sudah terima”, ujarnya bahagia.