SUARATERKINI, Tangerang Selatan – Jurusan mekatronik SGU berinovasi baru membuat sebuah ventilator yang diberi nama PreVent 2.0, sebuah alat bantu pernapasan yang mampu untuk mempelajari kondisi pernapasan pada pasien penderita Covid-19.
Alat ini dapat membantu tenaga medis dalam melakukan pengaturan kerja ventilator dengan baik dan benar, terlebih angka pasien semakin tinggi setelah masa lebaran selesai dan dimulainya era New Normal.
Ventilator ini mampu mendeteksi kondisi pasien yang memburuk, dan akan memberikan peringatan dini agar mampu melakukan penanganan yang tepat dan cepat.
“Ventilator jenis resuscitator ini dibutuhkan untuk memberikan bantuan awal pada pasien COVID-19 yang mengalami sesak napas maupun gagal pernapasan sampai ventilator yang sesuai dengan gejala pasien tersedia” kata Leonard Rusli, Ph.D selaku Ketua Program Studi Mekatronik di SGU dalam rilis, Sabtu (20/6/20).
Beliau juga ikut turut serta dalam proyek pembuatan ventilator ini, dengan menjadi kepala proyek.
Menurutnya, ada dua mode pengaturan yang dapat digunakan.
Pertama ada mode mandatory respiration, digunakan untuk pasien yang berada dalam kondisi gagal pernapasan.
Kedua ada mode assist respiration, digunakan untuk pasien yang mengalami kondisi masih bisa bernapas namun pernapasannya mulai melemah.
Jurusan mekatronik SGU memang selalu berusaha mencipatkan sebuah inovasi untuk solusi dari suatu permasalahan, hal itulah yang ingin kami berikan untuk membantu negara dalam menangani wabah COVID-19 ini dengan membuat ventilator yang kami beri nama PreVent 2.0. Saat nanti Indonesia membutuhkan, kami berharap alat ini bisa membantu” ujar Leo.
Ventilator cerdas buatan anak bangsa ini akan segera dilakukan uji coba oleh Lembaga yang berwenang, sehingga bisa dipastikan kesesuaiannya dengan standar medis. Diharapkan dalam waktu dekat ventilator yang berhasil diciptakan oleh SGU dapat digunakan oleh teman-teman garda depan yang bertugas di rumah sakit.
Dalam pembuatan PreVent 2.0 ada beberapa orang perwakilan dari SGU yang juga ikut andil selain Leo, antara lain: Theresia Dyah Arum, S.T dalam hal pemograman dan kontrol, Yohanes Freddy, M.D sebagai perancangan mekanik, dan Nova Kristian, S.T yang melakukan perancangan elektronik.
“Selain menciptakan ventilator, SGU juga sedang mengembangkan beberapa inovasi lainnya. Diantara lain terdapat thermometer digital yang terkoneksi langsung dengan telfon pintar dan bisa dilekatkan pada telefon tersebut, hingga inovasi herbal yang berfungsi untuk menghancurkan virus COVID-19 di dalam tubuh pasien.
SGU memiliki program bantuan penanganan terkait COVID-19 yang juga mencakup berbagai kegiatan sosial, diantara lain: Memberikan APD (Alat Pelindung Diri), hand sanitizer, paket sembako, menyediakan guru tamu di kelas online yang diadakan oleh sekolah-sekolah menengah atas secara gratis, dan juga berbagai seminar online gratis. Pelayanan masyarakat tersebut informasinya dapat diakses di website Swiss German Univerity, www.sgu.ac.id.