Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta Bersama KBRI Uzbekistan Gelar Public Expose

UIN Jakarta
AdvertisementAds

SUARATERKINI, Jakarta – Dalam rangka menyambut tahun 2025, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Uzbekistan menyelenggarakan Public Expose bertajuk “1000 Cahaya Indonesia untuk Amirul Mukminin Fil Hadist”.

Acara ini bertujuan memperingati kontribusi besar Imam Bukhari, seorang perawi hadits terkemuka dunia Islam, sekaligus mendukung pembangunan Taman dan Perpustakaan “Soekarno Garden” di Kompleks Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan.

Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, atau lebih dikenal sebagai Imam Bukhari, lahir di Bukhara, Uzbekistan pada 21 Juli 810 M. Imam Bukhari dikenal sebagai perawi hadits paling terkemuka dengan karyanya Sahih Bukhari, yang menjadi rujukan utama dalam studi Islam.

Gelar Amirul Mukminin Fil Hadist atau “Pemimpin Orang Beriman dalam Ilmu Hadits” disematkan kepadanya atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam ilmu hadis.

Menariknya, perjalanan hidup Imam Bukhari memiliki kaitan erat dengan Indonesia. Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, pada tahun 1961, menjadi pemimpin pertama yang berziarah ke makam Imam Bukhari. Berkat inisiatifnya, makam yang dulunya tidak terawat kini menjadi situs religi utama di Uzbekistan.

BACA JUGA:  Psikolog UMB Berikan Tips Sukses Bagi Generasi Muda

Public Expose yang berlangsung pada 25 November 2024 ini dihadiri oleh tokoh akademisi, aktivis sosial, dan mahasiswa. Acara ini membuka wawasan tentang pengaruh Imam Bukhari terhadap peradaban Islam, khususnya di Indonesia.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Prof. Ismatu Ropi, MA., PhD, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya membahas warisan intelektual Imam Bukhari, tetapi juga menggalang dukungan untuk pembangunan Taman dan Perpustakaan Soekarno Garden.

“Proyek ini adalah simbol penghormatan terhadap Presiden Soekarno dan upaya mempererat hubungan budaya, pendidikan, dan diplomatik antara Indonesia dan Uzbekistan,” ujar Prof. Ismatu, Senin (25/11/2024).

Selain itu, Wakil Rektor Bidang Kerjasama UIN Jakarta, Din Wahid, M.A., Ph.D., menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencetak cendekiawan global Indonesia.

Tujuan Strategis Program
Program ini dirancang untuk mencapai beberapa tujuan strategis:

1. Meningkatkan Kesadaran Sejarah dan Karakter Generasi Muda

Program ini akan menjadi sarana edutainment bagi generasi Z dan Alpha, menghubungkan mereka dengan sejarah peradaban Islam dan Indonesia.

2. Memperkuat Kolaborasi Lintas Lembaga

BACA JUGA:  Workshop Implementasi Kewirausahaan di SMKN 1 Way Kenanga, Tulang Bawang Barat

Menjadi wadah sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mempercepat lahirnya cendekiawan global Indonesia.

3. Mendorong Riset Peradaban Islam

Menggali lebih dalam pengaruh Imam Bukhari terhadap sosial, ekonomi, politik, dan budaya Indonesia melalui riset mendalam.

4. Menginspirasi Solidaritas dan Semangat Kebangsaan

Mengembangkan semangat kolektif untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

5. Meningkatkan Hubungan Diplomatik Indonesia-Uzbekistan

Memperkuat reputasi global Indonesia melalui kolaborasi pendidikan dan budaya dengan Uzbekistan.

Proyek ini tidak hanya menjadi penghormatan bagi Presiden Soekarno, tetapi juga sebuah upaya monumental untuk memperkaya warisan budaya global. Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta berkomitmen untuk mengkurasi koleksi buku terbaik yang akan menjadi bagian penting perpustakaan ini.

Menurut Dewi Noorsanty Baaman, Direktur HPT Tour and Travel, program ini juga memberikan pengalaman mendalam bagi generasi muda. “Jika hanya membaca, kita jadi kutu buku. Jika hanya berjalan, kita hanya turis. Tapi jika menyelami langsung, itu menjadi kenangan dan kebanggaan sepanjang masa.”

Acara ini turut mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) Jakarta, Universitas PTIQ, dan DPP Pemuda Panca Marga. Mereka berkomitmen untuk menyebarkan informasi, menggalang dana, dan memberikan dukungan literasi demi mewujudkan cita-cita mencetak cendekiawan muslim global.

BACA JUGA:  Universitas Nasional Resmi Kukuhkan 10 Guru Besar

Dalam sesi diskusi, narasumber seperti KH. Abdul Mun’im DZ, Yudi Alamin dari KBRI Tashkent, dan Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, M.A. turut berbagi wawasan tentang relevansi kontribusi Imam Bukhari di era modern.

Melalui inisiatif ini, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama KBRI Uzbekistan berupaya membawa “1000 Cahaya Indonesia” ke panggung global.

Dengan menghidupkan kembali nilai-nilai inspiratif dari Imam Bukhari dan Soekarno, program ini menjadi simbol sinergi lintas generasi dan lintas budaya, yang diharapkan membawa Indonesia menuju reputasi global yang lebih baik.