SUARATERKINI, Jakarta – PT Satria Antaran Prima Tbk (perseroan) yang merupakan perusahaan kurir atau jasa pengiriman yang diikenal dengan SAPX Express (SAPX) menggelar Paparan Public (Public Expose) tahunan untuk menyampaikan perkembangan terkini seputar perseroan kepada publik, termasuk para pemegang saham dan investor yang digelar di Park Hotel, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (20/6).
Pada paparan public ini, SAPX Express menyampaikan laporan keuangan pada tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022 perseroran masih mampu mencatat pertumbuhan penjualan dengan membukukan pendapatan sebesar Rp 591.902.803.145 (Lima Ratus Sembilan Puluh Satu Miliar Sembilan Ratus Dua Juta Delapan Ratus Tiga Ribu Seratus Empat Puluh Lima ) tumbuh sebesar 0,42 % dari tahun buku sebelumnya. Selain itu perseroan juga masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 1.425.883.247,- (Satu Miliar Empat Ratus Dua Puluh Lima Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Dua Ratus Empat Puluh Tujuh).
Hal ini disebabkan karena persebaran portofolio perseroan yang terdiversifikasi ke beberapa segemen seperti B to B, B to C hingga C to C membuat perseroan lebih memiliki resiliensi terhadap dampak penurunan pertumbuhan di industri e-commerce. Sebagai informasi pendapatan terbesar perseroan didapatkan dari sektor Corporate atau B to B, segmen ini memiliki ketahanan yang lebih dilihat dari sisi kesinambungan usahanya.
Layanan cash on delivery dan dedicated courier menjadi salah satu kekuatan utama perseroan dalam peta persaingan antar sesame perusahaan jasa pengiriman lain. Pada tahun 2023, perseroan optimisme tinggi terhadap prospek usahanya. Secara garis besar untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan, selain tetap fokus pada core usaha di bidang B to B, perseroan juga telah mengembangkan lini usaha B to C dan C to C seiring dengan tumbuh pesatnya usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) dengan melakukan beberapa terobosan dengan memanfaatkan transformasi digital sebagai salah satu strategi untuk memacu pertumbuhan seiring maraknya penggunaan teknologi digital, terutama smartphone dan penetrasi internet yang tinggi semasa pandemic khususnya.
Dengan dukungan para mitra ini, perseroan dapat memiliki alternative pendapatan selain dari korporasi. Hingga saat ini perseroan telah memiliki lebih dari 12.000 mitra bisnis ritel. (Rep/Her)