SUARATERKINI, Jakarta – Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) memperingati Hari Susu Sedunia dan Hari Susu Nusantara dengan menggelar diskusi interaktif bertema “Rayakan Kebaikan Susu, Raih Kekuatan untuk Menang”.
Acara ini digelar di Kampus IPB Dramaga, Bogor, dan dihadiri lebih dari 500 mahasiswa. Diskusi ini mengangkat pentingnya peran generasi muda dalam transformasi peternakan sapi perah modern dan berkelanjutan, serta kontribusinya terhadap pemenuhan gizi nasional.
Turut hadir dalam acara ini para pakar di bidang peternakan sapi perah, gizi masyarakat, dan perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Kementerian Pertanian.
Diskusi ini menjadi bagian dari kerja sama berkelanjutan antara FFI dan Fakultas Peternakan IPB dalam memperkuat ekosistem peternakan lokal dan meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya kemandirian industri susu segar nasional.
Dalam sambutannya, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, menyampaikan bahwa susu adalah bagian penting dalam pemenuhan gizi seimbang masyarakat.
“Perayaan Hari Susu Sedunia mencerminkan komitmen kami terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan mendukung agenda FAO bahwa susu adalah asupan penting untuk meningkatkan status gizi masyarakat,” ujar Andrew.
Susu dikenal sebagai sumber pangan bergizi tinggi yang kaya akan makronutrien dan mikronutrien penting seperti kalsium, protein, vitamin D, AA, DHA, dan kolin.
Nutrisi ini sangat dibutuhkan dalam fase tumbuh kembang anak, memperkuat daya tahan tubuh, hingga mendukung fungsi kognitif dan pemulihan fisik.
Konsumsi rutin susu terbukti berperan dalam menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kepadatan tulang, dan menjaga kesehatan gigi serta otot.
Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS., Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB, menekankan, “Susu memiliki manfaat besar dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh. Konsumsi susu secara teratur membantu mengisi kesenjangan nutrisi, khususnya pada anak-anak dan remaja yang membutuhkan dukungan optimal untuk tumbuh kembang mereka.”
FFI menyampaikan pentingnya modernisasi sektor peternakan untuk memastikan kualitas susu yang dihasilkan. Program Dairy Development (DD) yang telah dijalankan lebih dari 30 tahun menjadi salah satu bentuk komitmen FFI dalam mendampingi peternak lokal meningkatkan produksi susu segar berkualitas.
Program ini juga mendorong penerapan Good Dairy Farming Practices (GDFP) dan tata kelola peternakan yang profesional. Dalam mendukung regenerasi peternak, FFI mengembangkan Young Progressive Farmer Academy (YPFA) untuk membina peternak muda menjadi agen perubahan dalam sektor peternakan yang lebih modern dan berkelanjutan.
Menurut Prof. Dr. Epi Taufik, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu IPB, teknologi memainkan peran vital dalam memastikan keamanan, efisiensi, dan nilai gizi produk susu.
“Teknologi memungkinkan produksi susu yang lebih higienis, bernilai gizi tinggi, dan tahan lama. Pengolahan susu menjadi produk siap konsumsi yang aman dan bergizi adalah kunci dari ketahanan pangan berbasis susu,” jelasnya.
Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Widiastuti, S.E., M.Si., menegaskan bahwa kemandirian susu nasional adalah bagian dari agenda strategis pembangunan bangsa.
“Susu bukan barang mewah, melainkan kebutuhan dasar. Kita harus ubah paradigma dan menjadikannya bagian dari pola makan sehat seluruh keluarga Indonesia.”
Pemerintah menargetkan swasembada susu pada 2029 melalui modernisasi peternakan, penambahan populasi sapi perah, serta kemitraan antara industri dan peternak.
Upaya ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional dalam RPJMN dan membuka peluang besar bagi generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam sektor peternakan.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Nuryani Zainuddin, M.Si., menambahkan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia saat ini masih rendah dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
“Momentum Hari Susu Nusantara harus menjadi pengingat bahwa di balik segelas susu tersimpan potensi besar untuk memperbaiki kesehatan dan kecerdasan anak bangsa,” ujarnya.
Dekan Fakultas Peternakan IPB, Prof. Dr. Idat Galih Permana, M.Sc. Agr., IPU, menyambut baik kolaborasi industri dan pendidikan dalam mendukung pembangunan peternakan sapi perah.
“Transfer pengetahuan dari FFI kepada peternak muda memperkuat kapasitas mereka dalam menjalankan usaha peternakan secara profesional dan berkelanjutan.
Dukungan industri tidak hanya meningkatkan kesejahteraan peternak, tetapi juga memberi dampak ekonomi yang positif di wilayah sekitarnya.”
Peringatan Hari Susu Sedunia dan Hari Susu Nusantara tahun ini menjadi pengingat penting akan kontribusi susu dalam menciptakan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Selain sebagai asupan bergizi, kemandirian dalam produksi susu segar juga membuka peluang pemberdayaan peternak lokal untuk berdaya saing di tingkat nasional dan global.
Melalui semangat Grass to Glass, FFI mengajak generasi muda untuk berperan aktif dalam membangun ekosistem susu segar yang terintegrasi, berkelanjutan, dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat, masa depan gizi Indonesia yang lebih sehat dan berkelanjutan bukan lagi sekadar harapan, tetapi cita-cita yang sedang kita wujudkan bersama.