SUARATERKINI, Jakarta – Pendidikan kesehatan di sekolah sangat efektif dilakukan karena sebagian besar waktu anak-anak berada di sekolah.
Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaharuan, karena kelompok anak sekolah sedang berada dalam masa keemasan pertumbuhan dan perkembangan.
Pada masa ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat kata drg. Jeti Erawati, Sp.Perio kepada media baru-baru ini.
Menurutnya, Selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, sekolah juga dapat menjadi suatu tempat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta terbebas dari sumber penyakit.
“Pengetahuan masyarakat sekolah khususnya siswa-siswi sekolah akan berpengaruh terhadap pengetahuan, kemauan dan ketrampilan untuk megaktifkan program PHBS sekolah, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program PHBS sekolah. Perilaku yang didasari pengetahuan akan memberikan pengaruh yang lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan” ungkap drg Jeti .
Bahkan pada Pada tanggal 2 April 2019 lalu, drg. Jeti Erawati, Sp.Perio Bersama FKG Universitas Trisakti mengadakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di SD Muhammadiyah 27 Tomang, Jakarta Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penanganan masalah kesehatan gigi dan mulut anak-anak usia sekolah yang berada di sekitar kampus Trisakti. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya meliputi pengobatan dan perawatan secara gratis, namun juga meliputi pendidikan kesehatan gigi dan mulut.
Menurut drg Jeti yang juga Ketua Pelaksana, kegiatan yang rutin dilakukan sebagai bentuk dari Tridharma Perguruan Tinggi Trisakti. Selain itu dengan adanya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini diharapkan masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut,” pungkasnya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyan 27 Tomang, Ibu Muryati merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan penyuluhan, pemeriksaan dan pengobatan gigi ini.
“Bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi sehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang gigi berlubang, bagaimana cara menyikat gigi yang benar dan tidak takut dengan dokter gigi,” ucapnya.
Adapun Siswa-siswi yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah 170 orang, yang terdiri dari murid kelas 1 sampai kelas 5. Kegiatan ini melibatkan 15 mahasiswa kedokteran gigi dan 5 dokter gigi sebagai supervisor tindakan pengobatan gigi dan mulut.