Cantik, tangguh, dan peduli pada sesama. Kalimat ini tepat menggambarkan seorang Dhyani Prima. Dhyani dikenal sebagai desainer modest fashion. Meski memiliki bisnis yang moncer, ternyata Dyhani tidak berpuas diri. Ia memiliki mimpi lain yang ingin diwujudkan, yakni terjun ke dunia politik.
Menjelang Pemilu 2024, Dyhani maju sebagai bakal calon legislatif dari Partai Demokrat. Keinginan Dhyani untuk terjun ke politik, karena melihat partisipasi perempuan Indonesia dalam parlemen masih rendah. Rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen berpengaruh terhadap kebijakan yang berkaitan tentang perempuan dan anak. “Saya ingin menjadi salah satu perwakilan perempuan di parlemen yang bisa berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik yang lbh akomodatif dan substansial untuk perempuan dan anak,” jelas wanita murah senyum ini.
UU No 10/2008 menegaskan bahwa partai politik bisa menjadi peserta pemilu selain jika telah menerapkan sekurang-kurangnya 30 persen keterwakilan perempuan pada kepengurusannya di tingkat pusat, juga daftar bakal calon legislatif harus memuat paling sedikit 30 persen keterwakilan perempuan, baik di DPR maupun di DPRD provinsi/kabupaten/kota (Pasal 8 dan 53). Meski amanat UU, namun diakui Dhyani partisipasi perempuan Indonesia di parlemen, masih belum sampai pada kuota 30%. “Pentingnya peningkatan partisipasi perempuan supaya pengambilan keputusan politik yang lebih substansial. Selain itu memguatkan sistem Demokrasi yang berhubungan dengan perundang-undangan pro perempuan dan anak di ruang publik,” tuturnya.
Sebagai bakal calon legislatif dari Partai Demokrat, Dhyani memiliki visi yakni terwujudnya DKI Jakarta yang adil dan makmur yang berjuang untuk mewujudkan Jakarta beriman dan bertaqwa, sehat, cerdas, maju serta melestarikan lingkungan yang berkesinambungan.
Dengan visi, misi dan program yang terukur dan jelas, Dhyani yakin jika terpilih nanti, maka langkah pertama yang akan dilakukan adalah membuat perundang-undangan yang memberdayakan perempuan dan perlindungan anak. “Saya juga akan turun langsung kelapangan untuk menyapa warga dan menyerap aspirasi rakyat mengenai permasalahan yang terjadi saat itu. Yang tak kalah penting, saya akan membuka pos kegiatan sosial, pelatihan UMKM dan ambulan gratis untuk warga yang membutuhkan,” tambahnya.
Menurut Dhyani, ketika telah terjun di politik, banyak orang beranggapan bahwa politik itu kotor dan penuh intrik, sehingga perempuan dianggap tidak cocok masuk ke dalam dunia politik. Padahal dalam pandangan Dhyani, politik merupakan sebuah sistem demokrasi yang membantu sebuah negara untuk lebih demokrasi dalam pengambil kebijakan untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat, jika kebijakan itu dipimpin oleh pemimpin yang amanah. “Maka dari itu penting bagi kita untuk memilih wakil rakyat yang benar benar kompeten dan kredibel. Mulai saat ini pemilih perempuan harus bisa mendukung wakil perempuan juga agar tercipta UU yang melindungi dan berpihak pada kepentingan perempuan,” tegasnya.
Dengan berbagai pencapaiannya hari ini, apa yang menjad falsafah hidup seorang Dhyani Prima? “Saya belajar dari falsafah Buya Hamka. Buya Hamka pernah berkata, ‘jangan takut gagal karena yang tak pernah gagal hanyalah orang orang yang tidak pernah melangkah’. Kegagalan merupakan hal yang pasti dalam kehidupan tapi percayalah orang-orang hebat bukan berarti mereka yang tidak pernah gagal. Justru dari kegagalan mereka belajar untuk tetap bangkit dan berusaha lebih baik lagi. Falsafah inilah yang mendasari saya untuk terus mengejar mimpi dan passion saya,” katanya.
Lalu bagaimana dukungan keluarga atas pilihannya terjun ke dunia politik? “Alhamdulillah justru suami yang mensupport saya untuk maju. Awalnya saya sempat ragu tapi suami justru yang menguatkan saya untuk maju dan jangan takut gagal. Dan anak-anak pun dari dulu sampai sekarang selalu mensupport kegiatan apapun yang dilakukan bundanya, selama saya bisa mengatur waktu dan prioritas,” pungkasnya. (Rep/Her)