SUARATERKINI, Jakarta – Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas membuka perayaan Imlek Nasional 2024 Masehi / 2575 Khongzili di Gedung Samudera, Jakarta pada Senin (13/2/2024).
Perayaan ini diselenggarakan oleh Pusat Bimbingan dan Pendidikan (Pusbimdik) Khonghucu Kementerian Agama bekerja sama dengan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN).
Menag mengapresiasi tema perayaan Imlek Nasional kali ini, “Malu ketika tidak mengenal rasa malu, membuat orang tidak menanggung malu”. Menurutnya, pesan yang disampaikan sangat bagus, mengajak semua orang untuk memiliki rasa malu yang membuat mereka tidak menanggung malu di masa depan.
“Perayaan Imlek tidak hanya mengajak kita untuk bahagia, tetapi juga sebagai ruang refleksi bersama bagi umat manusia, terutama bagi umat Khonghucu, agar menjadi lebih baik ke depan,” ujarnya.
Sekarang merupakan tahun ke-25 bagi umat Khonghucu dan Masyarakat Tionghoa dapat merayakan Tahun Baru Imlek secara nasional.
“Kenyataan ini patut kita syukuri sebagai wujud dari kepedulian Negara dan Pemerintah, serta terjalinnya hubungan yang harmonis di antara sesama warga bangsa,” ucap Menag.
Untuk meramaikan perayaan tersebut, Menag telah menginstruksikan kepada seluruh Jajaran Kemenag untuk memasang ornamen khas nuansa Imlek, seperti lampion, bunga Mei Hwa, dan lainnya, di setiap kantor Kementerian Agama.
“Hal tersebut merupakan wujud penghormatan kami kepada umat Khonghucu yang sedang merayakan Hari Raya Tahun Barunya,” kata Menag.
Menag menjelaskan bahwa kemeriahan perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili ini dimulai sejak 3 Februari dengan berbagai kegiatan, mulai dari bakti sosial, pertunjukan seni, hingga Persembahyangan Perayaan Cap Go Meh oleh umat Khonghucu pada hari ke-15 Imlek.
Semua kegiatan menyambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili ini adalah bentuk penghormatan dan pelindungan kepada umat Khonghucu.
“Perayaan ini juga merupakan bentuk persatuan holistik dan integral seluruh masyarakat di Indonesia menjelang pesta demokrasi.
Tentunya, terdapat ajaran baik dari Kongzi yang harus kita pedomani, yaitu: di empat penjuru lautan, kita semua saudara,” ungkapnya.
Menutup sambutannya, Gus Men mengajak semua umat beragama untuk berdoa bersama agar pemilu yang diselenggarakan dua hari lagi berlangsung damai dan lancar, serta menghasilkan pemimpin yang mencintai rakyatnya.
“Dengan pemimpin yang mencintai rakyatnya, insya Allah cita-cita kita menuju Indonesia emas 2045 bisa tercapai,” ungkapnya.
Senada dengan Gus Men, Ketua MATAKIN Xs Budi S Tanuwibowo menjelaskan bahwa saat ini Imlek sudah dirayakan oleh semua, melintasi sekat budaya, bahkan suku bangsa. “Imlek menjadi momen kebersamaan, layaknya merayakan Idulfitri, Natal, Waisak, dan lainnya,” ujarnya.
Ia juga berpesan, menjelang pemilu esok, umat beragama, terutama umat Khonghucu, tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Tak ada lagi perpecahan dan saling benci pasca pemilu.
“Bangsa ini memiliki harta berharga karena persatuan, walaupun saat ini kita khawatir karena pilpres adalah hal yang wajar. Namun, jangan sampai kenikmatan kekuasaan lebih penting daripada persatuan, jangan sampai kenikmatan sesaat merusak itu semua. Jangan sampai perpecahan terjadi di NKRI,” jelasnya.
redaksi.suaraterkini@gmail.com