
SUARATERKINI, Tangerang – Kesadaran masyarakat akan kesehatan terus meningkat terutama setelah pandemi covid-19, hal tersebut dirasakan salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tangerang yaitu produksi alat Terapi kesehatan dengan merk “Raja Syifa”
Owner Raja Syifa, H Rusmin Nuryadin menceritakan, kesuksesan bisnisnya dimulai sejak tahun 2015 silam. Kemudian pada tahun 2019 _ 2021 usaha ini berhenti karena covit, Alat kesehatan dengan komponen barangnya yang sulit ditemukan di produk-produk lainnya. Mengandalkan sistem pengobatan dari kombinasi teknologi inframerah dan magnet yang terpasang dalam satu unit produk.

Menurutnya Produk ini menjadi alternatif bagi yang ingin melancarkan peredaran darah, menghilangkan rasa pegal, melenturkan otot, menghilangkan kesemutan dan menghindari atau mencegah penyakit rematik, otot pegel pegel, pinggang terasa kaku dan lainnya. Tidak hanya itu namun mempunyai sistem kerja seperti koyo, namun bisa digunakan berkali-kali dengan keawetan yang terjamin.
“Produk ini sebenarnya merupakan hasil dari pengobatan tradisional Cina. Namun, perlahan, di adopsi lewat pengembangan lebih lanjut dengan tiem yang ahli dalam bidangnya baik dari perguruan tinggi maupun para praktisi, Maka jadilah produk yang bisa kita rasakan manfaatnya, Untuk detil produknya, berbentuk sabuk dan decker, yang cara penggunaannya sangat sederhana, hanya ditempel di bagian tubuh tertentu, seperti perut, pinggang, punggung, paha, lutut, dsb,” ujar H Rusmin pada suaraterkini.com, Kamis (22/8).
Ia melanjutkan, bahwa produknya telah mendapatkan legalitas perijinan berupa HAKI ( hak atas kekayaan intelektual) berupa Hak Cipta Produk dan Hak Cipta Merk, serta Nomor Induk Berusaha (NIB) Ketika di tanya soal ijin dari Kemenkes, BPOM dan ijin edar ” Beliau menjawab Bahwa produk Raja Syifa bukan obat dan makanan sehingga blm memerlukan ijin dari BPOM . seperti halnya alat kerokan, alat bekam dan sejenisnya, namun demikian Rusmin Nuryadin selaku Owner sedang terus berkonsultasi dengan Dinas dan Kementerian yang membidangi produk alat tersebut” ungkapnya.
Direktur Produksi Raja Syifa, A. Hadi Tritanto menuturkan, bahwa produk Alkes Raja Syifa bahan bakunya atau komponen nya sebagian besar produk lokal , hanya Koyo atau impraletnya dan magnet saja yang masih di import dari cina, namun demikian manajemen Alkes Raja Syifa terus berupaya untuk menciptakan bahan Koyo tersebut bisa di produksi sendiri.
Semantara Kepala cabang pemasaran Wilayah Brebes dan Tegal Hj.Yunita ketika di tanya via telpon mengatakan, bahwa penyakit yang tidak di sebabkan karena bakteri dan virus itu karena peredaran darah yang kurang lancar, oleh karena itu produk alat terapi kesehatan Raja Syifa kehadiran nya sangat membantu dalam mengurangi rasa sakit pada anggota badan seperti, badan pegel pegel, nyeri sendi dan lainnya.
Omset penjualan pada kuartal pertama 2023 bisa mencapai 10 ribu pcs setiap bulannya, dengan mengandalkan jaringan reseller dan sistem direct selling . Produk ini sudah beredar di NTB, Kalimantan, Lampung dan seluruh pulau Jawa . Tak hanya itu, kualitas yang dimilikinya juga semakin lengkap, mengingat harga yang dibandrol sangatlah terjangkau untuk semua kalangan., mulai dari 150 ribu sampai 250 ribu. masyarakat bisa dapatkan produk Alkes Raja Syifa di marketplace atau reseller di wilayah terdekat,” tambah Rusmin.
Selain itu, lanjut Rusmin, Raja Syifa juga memiliki keunggulan dalam proses produksinya bukanlah diproduksi secara industrial, melainkan produksi dengan skala rumahan yang telah memberdayakan ratusan masyarakat dari mulai memotong, menjahit, memasang magnet, menempel koyo , kemasan, pengemasan , pengiriman dan pemasaran.” Jadi produk ini sistem padat karya yang diterapkan, Raja Syifa tidak hanya berhasil mengembangkan produknya, melainkan juga turut berkontribusi membangkitkan perekonomian masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baik di dalam maupun di luar Kota Tangerang”, pungkasnya.
redaksi.suaraterkini@gmail.com