Kalbe Edukasi Penyakit Autoimun Sjogren’s Syndrome

AdvertisementAds Sharp

SUARATERKINI, Jakarta – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menyelenggarakan edukasi kesehatan dalam bentuk webinar kepada media bertema “Kenali Sjogren’s Syndrome: Penyakit Autoimun yang Sering Tidak Terdiagnosis”.

Hadir sebagai narasumber Dr. dr. Alvina Widhani, SpPD, K-AI, Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM/RSUI dan Dewan Pembina Yayasan Sjogren’s Syndrome Indonesia dan Ir. Yennel S. Suzia, MSc, Penyintas Sjogren’s Syndrome.

Edukasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan informasi yang beredar di masrakat terkait penyakit autoimun/Sjogren’s Syndrome yang belum banyak dikenal serta mendukung para odamun/orang dengan autoimun untuk tetap semangat menjaga kesehatannya.

“Kalbe terus memberikan edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat, salah satunya tentang penyakit autoimun,” ujar Ridwan Ong, Pharma Marketing Director PT Kalbe Farma Tbk.

Melalui edukasi ini kami ingin membantu pemahaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan penyakit autoimun, salah satunya dengan menjaga imunitas tubuh melalui konsumsi gizi yang seimbang, rutin berolahraga, cukup beristirahat juga perlu mengkonsumsi vitamin D,” lanjut Ridwan.

BACA JUGA:  Ekosistem di Bandara dan Pelabuhan Belitung Mendapat Vaksinasi Covid-19

Sjogren’s syndrome merupakan salah satu penyakit autoimun yang bersifat kronik dan sistemik, dimana sekitar 90% penderita Sjogren’s syndrome adalah perempuan. Umumnya terdiagnosis pada usia 40-an,” ujar Dr. dr. Alvina Widhani, SpPD, K-AI, Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM/RSUI dan Dewan Pembina Yayasan Sjogren’s Syndrome Indonesia.

Saat ini prevalensi Sjogren’s Syndrome di Indonesia belum diketahui, kemungkinan karena penyakit ini memiliki banyak gejala yang mirip dengan penyakit lain sehingga menyulitkan diagnosis. Gejala juga dapat muncul tidak dalam satu waktu sehingga pasien kadang tidak menyadari dan tidak menganggapnya sebagai suatu masalah yang perlu diobati,”lanjut Dr. dr. Alvina

“Setelah mengalami kelumpuhan di rumah dan mengira stroke, saya akhirnya melakukan pemeriksaan ke rumah sakit dan setelah melalui beberapa tes termasuk pengecekan autoimun, akhirnya saya diberitahukan oleh dokter bahwa menderita sindrom Sjogren.

Sindrom ini mengakibatkan mulut saya kering, mata kering dan badan terasa sakit-sakit. Akhirnya setelah berkonsultasi, dokter menyarankan agar rutin mengkonsumsi vitamin D 1000, pola hidup sehat dan seimbang. Sindrom ini tidak membuat saya putus saya dan tetap semangat menjalani kehidupan dengan motivasi dan kegiatan positif,” ujar Ir. Yennel S. Suzia, MSc, Penyintas Sjogren’s Syndrome.

BACA JUGA:  Warna Air Mani Keruh seperti Putih Telur, Normalkah Dok?

“Dalam beberapa penelitian vitamin D memiliki peran dalam pencegahan penyakit autoimun dikarenakan pasien autoimun memiliki kadar vitamin D yang rendah. Saat ini Kalbe memiliki produk vitamin D3 yang dapat membantu mempertahankan kesehatan yaitu vitamin Prove D3-1000 IU dan Prove D3 Drops (sediaan tetes).

Saat ini Prove D3-1000 IU sudah dapat diperoleh dengan resep dokter di rumah sakit, klinik dan apotek terdekat dengan harga terjangkau. Sedangkan Prove D3 Drops merupakan sediaan tetes pertama di Indonesia untuk vitamin D yang dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek. Harapannya Prove D3 dapat menjadi bagian perjalanan keluarga Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan vitamin D,” ujar Tekla Rosa Oktivia selaku Product Manager PT Kalbe Farma Tbk.

Tanggal 23 Juli diperingati sebagai World Sjogren’s day. Sjogren’s syndrome merupakan salah satu penyakit autoimun yang bersifat kronik dan sistemik. Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan fungsi kekebalan tubuh sehingga menyerang sel tubuh sendiri. Sjogren’s syndrome terutama menyerang kelenjar air liur. Selain itu, berbagai organ lain dapat terkena, seperti saraf, paru, ginjal, dan saluran cerna.