SUARATERKINI, Jakarta – Universitas Trisakti menggelar upacara memperingati gugurnya mahasiswa Trisakti 12 Mei 1998 di depan Gedung M Universitas Trisakti dihadiri beberapa perwakilan rektorat dan orang tua korban (12/5).
UpacaraYang berlangsung virtual hanya beberapa orang yang terlihat di lapangan upacara, Pembina Upacara Prof Ali Ghufron dalam sambutannya melalui virtual Mengatakan meskipun pelaku penembakan dan tokoh intelektul belum terungkap, segenap aktivis dan akademika Trisakti akan terus berusaha mengupayakan menyelesaikan permasalan ini.
“Kita terus berupanya untuk mencari keadilan dengan berbagai cara tanpa menghilangkan semangat Réformasi yaitu memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di Indonesia sebagaimana yang di cita-citakan mahasiswa yang gugur tersebut” jelas Ghufron yang juga rektor Trisakti.
Sementara Presiden mahasiswa Trisakti Dinno Ardiansyah Mengatakan peringkat upacara tragedi 12 Mei saat ini berbeda di bandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena terjadinya pandemic Covid 19 yang Mengharuskan untuk tetep di rumah dan bulan suci Ramadhan.
“Meskipun Peringatan 12 Mei dilakukan sebagian secara virtual namun kami terus berjuang melanjutkan tuntutan, mulai dari penuntasan kasus dan pemberian gelar pahlawan reformasi pada mahasiswa yang gugur serta adanya perhatian kesejahteraan terhadap keluarga korban” ungkapnya.
Pemberian Gelar pahlawan Reformasi, lanjut Dinno Sampai saat ini masih terkendala administrasi, yaitu rekomendasi dari pemerintah daerah dalam hal ini gubernur DKI Jakarta melalui dinas Sosial, kami berharap rekomendasi tersebut dapat keluar tahun 2020 ini.
Dengan memperingatan 22 tahun tragedi 12 Mei, kami mengajak generasi muda untuk melakukan perubahan lebih baik demi Indonesia tercinta ini, pungkasnya.