SUARATERKINI, Jakarta – Guna mengungkap beberapa perkembangan penting tentang Kolaborasi tiga profesi komunikasi yakni Public Relations atau Corporate Communications dengan Marketing Communications, dan Jurnalistik dalam menyiasati gaya hidup kenormalan baru.
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi (Prodi MIK) Sekolah Pascasarjana (SPS) Universitas Sahid Jakarta bersama Perhimpunan Humas Indonesia (PERHUMAS) menggelar webinar dengan mengusung topik “Kolaborasi Corporate Communications, Marketing Communications, dan Jurnalistik Menyiasati New Normal Lifestyle” di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Rektor Usahid Jakarta, Prof. Dr. Ir. H. Kholil, M.Kom menyatakan,” telah terjadi perubahan yang sangat radikal, namun sekarang kita harus bergantung kepada dunia digital.
Kuliah, transaksi, webinar harus dilakukan melalui internet. Dunia PR, marketing, dan jurnalisme juga terdampak, sehingga harus dihadapi dengan cepat untuk menjamin keberlanjutannya.
New normal nampaknya belum akan berubah, sehingga Usahid perlu mengadakan webinar untuk menyiasati New normal lifestyle kerja sama dengan Perhumas,” ungkapnya di Jakarta pada acara webinar (18/6/20) lalu.
Sementara, Ketua Umum PR Association Indonesia (Perhumas) Agung Laksamana, M.Sc., MCIPR, Hon, FAPR menekankan bahwa perkembangan industri PR berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. PR masuk industri jasa dan pelayanan.
Terdapat tren industri baru yang membutuhkan jasa PR. Namun, jika pertumbuhan ekonomi turun, PR akan turun juga. Khususnya pada masa pandemi sekarang ini,” ucapnya.
Diprediksi, kata dia, pertumbuhan ekonomi masa pandemi akan turun. Tidak ada yang memastikan Covid-19 selesai. PR tidak bisa menghentikan Covid-19, namun bisa memanage.
Costumer menginginkan low price, banyak pilihan, dan delivery yang cepat. Peran strategis PR adalah untuk mengadress hal tersebut, memberikan demand.
Konsumen tetap butuh koneksi untuk itu jurnalisme, markom, branding tetap dibutuhkan. PR harus menjawab apa yang menjadi motivasi konsumen, menggunakan platform, dsb. Kecerdasan Buatan dan Big Data akan tetap penting.
Menurut Elon Musk, ancaman terbesar terhadap manusia adalah nuklir, perubahan iklim dan komputer menjadi saingan pekerjaan manusia. PR tidak akan hilang oleh komputer, karena memiliki kemampuan persuasi dan empati sedangkan mesin tidak memiliki hati.
Yang dibutuhkan adalah kreativitas, Story teller, kolaborasi, personalized dan shifting PR Mindset. PR harus berkolaborasi dengan mengedepankan prinsip adopt, adapt, adept.
Dr. Marlinda Irwanti Poernomo, M.Si, Direktur Sekolah Pascasarjana Usahid dalam paparannya menjelaskan tentang Perspektif dari dunia Pendidikan, Isu-isu strategis Pendidikan Pascasarjana Era Normal Baru,
Kurikulum, Tenaga pendidik, Teknologi, Sumber Daya Manusia dan integrated system. Pascasarjana Usahid mengintegrasi PR, Marcomm, Komunikasi Pariwisata, Komunikasi politik dan Media Baru & Jurnalistik dalam kurikulum terbaru.
Visi Sekolah Pascasarjana Usahid adalah Menjadi penyelenggara pendidikan pascasarjana yang unggul bercirikan kepariwisataan dan kewirausahaan yang bertaraf internasional pada 2026.
Dan Lulusan Usahid telah tersebar di berbagai institusi. Menjawab tantangan di masa pandemic, PR tidak dapat digantikan oleh mesin.