SUARATERKINI, Cibinong, – SMA Plus PGRI Cibinong kembali menyelenggarakan kegiatan PESAT FEST Tahun 2022, dengan mengusung tema” Tingkatkan Produktivitas Diri Dengan Karya dan Inovasi di Bidang Sains, Teknologi dan Sosial Budaya”, di halaman sekolah, Kamis (10/11).
Ketua panitia acara Pesat Fest 2022, Mukti Ali Nur mengatakan kegiatan Pesat Fest adalah gabungan dari tiga kegiatan besar, yang menunjukkan untuk mengelola keterampilan siswa atau kreativitas, aplikasi pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas secara teori, lalu diaplikasikan secara prakteknya. Para siswa di wajibkan untuk membuat sebuah produk yang dilombakan di dalam rangkaian acara ini.
“Termasuk untuk acara apresiasi budaya yang sekarang dilakukan. Karena dilakukannya dua hari, yang kemarin dilombakannya dan sekarang untuk apresiasi budaya Nusantara. Kalau kemarin kita lombakan 13 mata pelajaran dari bidang sains, teknologi dan sosial budaya, yang diikuti oleh siswa dari internal maupun eksternal”, ujarnya kepada Suaraterkini.com, (11/11).
Apresiasi budaya ini, kata dia ada 18 kebudayaan yang ditampilkan dari 18 provinsi yang ada di Indonesia.
“Apresiasi kebudayaan ini kita ambil dari kelas 3, yang terdiri dari 18 kelas, makanya hanya 18 provinsi yang kita pilih “, jelasnya.
Menurutnya, kegiatan Pesat Fest ini baru diadakan lagi secara meriah karena terkendala pandemi Covid 19.
“Sebenarnya kegiatan Pesat Fest kita lakukan juga ketika pandemi, tapi secara pelaksanaannya tidak semeriah sebelum Covid, ketika Covid kita laksanakan secara teknis hanya 50 persen baik secara dekorasi, penampilan segalanya dan jumlah kapasitas orangnya hanya 50 persen, dan sekarang sudah totalitas “,terangnya.
Dikatakan Mukti Tujuan kegiatan Pesat Fest ini, membangun jiwa kompetitif dan kreativitas pada siswa serta membangun dan melestarikan kebudayaan Nusantara yang ada di Indonesia.
“Sekarang kita sadari jiwa anak muda itu aga kurang terhadap budaya Nusantara, ada pergeseran kebudayaan, mereka lebih menikmati budaya Korea dan sebagainya. Disini kita membuktikan bahwa pemuda harus memperhatikan budaya Nusantara”, bebernya.
Ia juga akan terus melakukan perbaikan, demi terwujudnya menciptakan generasi muda yang mencintai tanah air Indonesia. Diantara yaitu Dengan membawakan dan melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia dan terus membudidayakan dan tidak melupakannya. Jangan sampai mereka mencintai budaya lain dari budaya kita
Ia juga berharap Pendidikan di Indonesia tidak terpaku pada nilai tetapi bagaimana praktek di lapangan, mereka mengaplikasikan sebuah pembelajaran terhadap ilmu kehidupan yang sebenarnya.
“Karena nanti mereka di masa depan di dunia kerja itu bukan terkait dengan nilai, akan tetapi dengan keterampilan sebagaimana terampil mereka bekerja di lapangan”, pungkasnya. (Her)